Friday 23 August 2013

RUMPUT PUN BISA JADI COLA

Dulu ketika awal saya kuliah, saya mengikuti Orientasi Mahasiswa. Karena saya adalah Mahasiswa Teknologi Pengolahan Pangan, maka perumpamaan yang dipakai oleh senior saya adalah hal-hal yang berhubungan dengan Pengolahan Pangan. Mulai dari nama kelompok, yel-yel bahkan tugas maupun jargon kata-katanya  menggunakan hal yang berhubungan dengan Pengolahan Pangan. Salah satu jargon yang saya ingat adalah  "Rumput pun Bisa Jadi Cola".Ketika saya mendengar kalimat ini yang saya pikirkan adalah "ngak mungkin banget". Kalo beras jadi bubur ya pastilah. Demikian saya pikir. Tapi senior saya bilang "Bisa". Bagaimana caranya? Nah yo......???? Ternyata jawabnya simple. "Kita potong rumput lalu jual dan beli Cola". simple kan????" Walah ternyata tidak terpikirkan oleh saya. Saya kira harus diproses dengan bahan kimia supaya rumputnya jadi cola. Hahahahahha.... Tahukah anda inti dari kalimat itu???. Intinya adalah segala sesuatu itu butuh yang namanya"Proses". Jadi Mahasiswa pun butuh proses. Tidak mungkin baru lahir langsung Mahasiswa kan?


Seperti juga buah pisang, dalam satu tandan pisang, tak semua buahnya matang secara serentak. Ada diantaranya yang masih berwarna hijau tua. Maka, sang petani kadang kala harus menyimpannya kembali beberapa saat menunggu hingga matang semuanya.

Pisang yang telah matang dan pisang yang terlambat matang, kelak akan memiliki rasa pisang yang sama. Meskipun waktu untuk menjadi matang pada pisang berbeda-beda.

Begitulah kita tak mungkin semuanya sama. Ada kalanya menurut ukuran kita, suatu masalah dapat diselesaikan hanya dalam beberapa menit saja. Tapi bagi orang lain belum tentu, ia butuh waktu untuk menyelesaikannya. Belum lagi sampai pada kesempurnaan. Namun pada akhirnya, hasil yang didapatkan tetap dapat dirasakan.

Dalam hidup ini tak seorang pun sempurna pada bingkai kemampuannya. Karena di antara kita memang tidak sama dan serupa. Kita dilahirkan berbeda, hidup di lingkungan berbeda, pada kondisi berbeda, dan segala hal yang berbeda. Yang harus diingat adalah bahwa setiap orang memiliki kesamaan keinginan dan memiliki hak yang sama dalam mendapat kesempatan, betapapun itu harus bergilir. Percuma saja memperdebakan suatu ketidaksamaan, perbedaan, dan ketidakcocokan dengan orang lain, karena kita tidak akan mendapat titik temu.

Sungguh tidak ada yang sempurna di antara kita, maka janganlah merasa rendah diri. Semua butuh "proses"menjadi lebih baik. (*)

No comments:

Post a Comment