Sunday 18 August 2013

Lupakanlah

Dalam kehidupan ini kita tidak pernah lepas dengan yang namanya masalah yang lama. Karena tanpa belajar dari masalah lama tentu tidak akan bisa seperti sekarang. Namun beberapa pasangan sering terjebak dengan yang namanya masalah lama. Hal ini tentu dapat mempengaruhi keharmonisan hubungan mereka. Apa yang harus kita lakukan terhadap masalah lama kita? 

Saya pernah mendengarkan teman bercerita bahwa suaminya "mungkin bermesraan" dengan wanita lain kira-kira setahun yang lalu. Teman saya yang lain juga pernah bercerita bahwa suaminya bersikap menjauhinya dan tidak mau mendengarkannya padahal umur pernikahan mereka sudah berlangsung lama. Dia sudah mencoba untuk mengalah tapi hasilnya tetap sama. Sementara teman saya yang lain pernah curhat bahwa dia merasa frustasi dalam tahun pertama perkawinannya karena istrinya menggunakan kartu kredit sampai tagihannya bertumpuk-tumpuk. Sekarang dia masih marah terhadap istrinya padahal tahun perkawinannya sudah memasuki tahun ke tiga. 

Sebelum saya melanjutkan, izinkan saya meyakinkan anda bahwa saya tidak menganggap bermesraan di luar nikah, keengganan mendengarkan, dan pemborosan sebagai masalah kecil. Ketiga hal tersebut bisa, dan biasanya memang menjadi sumber masalah besar dalam perkawinan atau dalam bentuk-bentuk hubungan lainnya. Sayangnya, kebanyakan orang justru mengabaikan pengaruh buruk kebiasaan mengungkit-ungkit masalah lama sampai akhirnya benar-benar menjadi masalah yang besar. Orang juga mengabaikan keengganan untuk melupakan masalah lama bagi kelestarian hubungan mereka. Kita lupa betapa membosankan hidup bersama orang yang selalu mengungkit-ungkit dan tidak bisa melupakan masalah lama. Kita tidak menyadari betapa sulitnya untuk tetap bersikap penuh cinta kepada orang yang tuntutannya tidak masuk akal dan tidak bisa menerima kenyataan bahwa kita semua manusia biasa. Ada ungkapan yang tepat bagi ketiga cerita teman saya diatas dan bagi kita semua "Enough is enough"

Melestarikan hubungan sudah menghadapkan kita pada banyak tantangan tanpa membebani pikiran kita dengan mengungkit-ungkit masalah lama. Pada umumnya, bila pikiran kita selalu penuh dengan sesuatu yang mengingatkan pada masalah lama, kita akan menjadi cemas, curiga, dan frustasi - hanya hal-hal negatif yang memenuhi pikiran kita, bukan cinta. Rasa frustasi bisa merembet ke hal-hal lain, sampai akhirnya kita mudah marah hanya karena "masalah kecil".

Kita tidak bicara tentang menghindari masalah. Faktanya adalah, kita semua tak luput dari kesalahan, tidak sempurna, dan sering salah menilai. Tetapi, lingkungan ideal yang memungkinkan kita terhindar dari itu semua adalah lingkungan yang penuh maaf dan tidak menghakimi. Dengan kata lain, jika orang yang anda cintai melakukan kesalahan, reaksi terbaik anda adalah tetap mencintainya, mendukungnya, dan tidak meributkan kesalahannya hingga menjadi masalah besar. Dengan cara itu, anda akan merasa lega dan pasangan kita akan merasa nyaman mendiskusikan masalahnya dengan anda dan merasa mendapat dukungan pengembangan pribadi anda berdua sebagai pasangan.

Jadi jika anda masih menyimpan masalah-masalah lama dalam pikiran anda, sekaranglah waktunya untuk melupakannya. Jangan memelihara perasaan negatif dan bersikap tegang, buatlah keputusan untuk memaafkan, melupakan, dan terus maju. Sebagai imbalan, anda akan memperoleh hubungan yang lebih kaya, terbuka, jujur, dan penuh cinta.

No comments:

Post a Comment